Tuesday 19 January 2016

Cara jitu beternak sapi limosin

Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang semakin pesat. Dari tahun ke tahun dengan jumlah penduduk yang semakin pesat tentunya kebutuhan makanan pun akan semakin banyak pula. Mulai dari kebutuhan bahan pokok ataupun kebutuhan lainya.
Seperti halnya daging sapi, terbukti tahun 2015 kebutuhan daging sapi diIndonesia mencapai 590.000 ton menurut Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo). Dan menurut penelitian dari Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) bahwa kebutuhan daging sapi tahun ini meningkat 8,5 persen menjadi 640.000 ton.

Pada artikel kali ini saya akan mengambil tema tentang peluang usaha ternak sapi limosin, mengingat kebutuhan daging sapi diIndonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Akan tetapi peningkatan kebutuhan daging sapi tersebut tidak diimbangi dengan populasi ketersediaan sapi dinegri ini. Maka dari itu peluang usaha beternak sapi bisa dibilang sangat menjanjikan. Mengapa saya mengambil tema cara beternak sapi limosin? Karena sapi limosin merupakan sapi ungulan dalam hal perkemnangan tubuh/daging dibandingkan dengan beberapa jenis sapi lainya.

Sejerah singkat sapi limosin

cara beternak sapi limosin




Sapi limosin tergolong dari bangsa Bos Taurus {sub tropis}, yang berasal dari daerah sub tropis atau daerah beriklim dingin seperti eropa. Sapi limosin sendiri pertama kali dikembang biakkan diPrancis, dan kemudian merambat ke Inggris, Italia, dan negara eropa lainya. DiIndonesia sendiri sapi limousin mulai dikembangbiakkan sekitar tahun 1985, dan dikawinkan dengan sapi PO. Sejak saat itulah sapi limousin mulai diperbincangkan banyak peternak sapi. Hal itu dikarenakan sapi dari bangsa Bos Taurus tersebut memiliki keunggulan perkembangan tubuh yang cepat dibandingkan dengan jenis sapi lainya. Tercatat bahwa pertumbuhan tubuh/dagingnya bisa mencapai 1-2 kg/hari.

Cara perawatan ternak sapi limousin


Sebelum kita memulai usaha dalam beternak sapi limousin tentunya kita harus melakukan perencanaan awal terlebih dahulu. Karena keberhasilan sebuah usaha harus dilandasi dengan perencanaan serta ilmu pengetahuan yang matang. Di Indonesia sendiri sebagian besar para petani masih minim informasi tentang cara beternak sapi yang baik dan benar sehingga sapi hasil budidayanya dalam menggemukkan sapi tidak maksimal dan tentunya keuntungan yang didapat pun kurang memeuaskan. Oleh karna ini tahap demi tahap marilah kita bahas tentang cara beternak sapi limosin yang baik:

1. Tujuan pemeliharaan

Mungkin semua sudah mengetahui bahwa tujuan dari beternak sapi limosin adalah mencari keuntungan dengan bobotnya, semakin berat bobotnya maka semakin besar pula keuntungan kita. Akan tetapi maksut dari tujuan pemeliharaan disini adalah, menentukan berapa lamakah kita akan memelihara? 5 bulan, 8 bulan ataukah 12 bulan.

Dengan begitu kita bisa memonitoring ataupun mengira-ngira berapa besar jumlah biaya pemeliharaan yang harus kita keluarkan. Jangan sampai ditengah jalan nanti kita kehabisan biaya untuk membeli pakan sehingga memberi pakan seadanya atau tidak seperti biasanya sehingga berdampak pada berat badanya yang bisa menyusut.

2. Pemilihan bibit sapi

Pemilihan bibit dapat dilakukan dengan membeli pedet {anakan sapi} bisa juga dengan membeli sapi yang kurus untuk digemukan. Keduanya sama-sama saja. Namun hal yang perlu kita perhatikan adalah kesehatan sapi tersebut.

berikut ini ciri-ciri sapi yang sehat:

- memiliki mata yang cerah, bersih, tidak suram dan tidak ada kotoran mata {tahi mata}

- hidungnya tiak mengeluarkan lendir dan pernapasanya tidak berbunyi/ngos-ngosan

- tidak ada bekas luka ataupun luka pada kulit dan bulunya halus tidak rontok

- kuku di kakinya jika diraba tidak berasa panas

- pada duburnya tidak terlihat tanda-tanda mencret

3. kandang

Berbicara mengenai kandang erat kaitanya dengan kebersihan lingkungan. Maka dari itu pembutan kandang sapi harus dirancang agar mudah untuk dibersihkan.

ukuran kandang

2,5 x 2 meter adalah ukuran kandang untuk 1 ekor sapi dewasa {jantan}
1,8 x 2 meter adalah ukuran kandang untuk 1 ekor sapi dewasa [betina}
1,5 x 1 meter adalah ukuran kandang untuk 1 ekor anakan sapi {pedet}

Lantai kandang

Lantai kandang bisa dibuat dari semen ataupun dari tanah, Namun jika pembuatan lantai kandang dari semen berikanlah garis-garis dilantai tersebut. Garis-garis dibuat bertujuan untuk jalan mengalirnya air seni sapi agar mudah terbuang dan tidak menggenang. Garis-garis bisa dibuat sekitar 1-2 cm lebarnya.

Atap dan dinding kandang

Atap kandang bisa dibuat dari seng, asbes ataupun genting, ketiga bahan tersebut mempunyai kelebihan masing-masing. Namun kelebihan setiap bahan tersebut harus kita sesuaikan dengan udara sekitar. Miasalnya, didaerah pegunungan yang cenderung lebih dingin dibanding dengan daerah dataran rendah pastinya akan lebih baik menggunakan atap seng, karena seng mampu menyerap panas sehingga udara didalam kandang tidak terlalu dingin. Begitu pula sebaliknya.

Sedangkang untuk dinding kandang terbuat dari apa tidak begitu bermaslah, yang dimasalhkan adalah ventilasi dinding kandang tersebut. Kandang yang berada di pegunungan haruslah memiliki ventilasi yang lebih sedikit dibandingkan kandang yang berada didataran rendah. Untuk lebih jelasnya silahkan dibaca tentang kandang sapi.

4. pemeliharaan

- Pemberian pakan

Setiap harinya sapi membutuhkan pakan utama {hijauan} 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badanya pula. Pakan tambahan tersebut bisa berupa bekatul, polar, tepung roti, ataupun kosentrat. Untuk jadwal pemberian sebaiknya hijauan diberikan sebanyak 4 kali dan kosentrat sebnyak 2 kali dalam sehari.

Mungkin bisa kita contoh jadwal pemberian pakan dari peternakan Redjo ragil, Pakan kosentrat diberikan terlebih dahulu dipagi hari sebelum diberikan hijauan. Mungkin terlihat tidak ada bedanya, akan tetapi peternakan tersebut sudah mempunyai pengalaman tersendiri tentang kelebihan pemberian kosentrat terlebih dahulu. Untuk lebih jelasnya silahkan dibaca panduan cara beternak sapi.
Sedangkan untuk air minum sediakanlah sepanjang waktu dengan tempat yang bisa dijangkau sapi tersbut.

- perawatan kebersihan

Perawatan kebersihan untuk beternak sapi limosin mungkin tidak ada bedanya dengan sapi-sapi jenis lain. Kebersihan kandang ataupun kebersihan badan sapi tersebut. Kebersihan kandang dimulai dipagi hari, jika menggunakan alas kandang yang terbuat dari semen kita bisa membuang kotoranya terlebih dahulu, stelah itu barulah kita semprot dengan air supaya lantai kandang tersebut bersih. Selain kebersihan kandang, kebersihan badan bisa kita lakukan dengan cara memandikan sapi. Memandikan sapi sebaiknya dilakukan setiap hari disaat cuaca mendukung.

- Menimbang berat badan sapi

Penimbangan berat badan sapi harus kita lakukan setiap seminggu sekali ataupun dua minggu sekali, hal itu dimaksudkan agar kita bisa selalu memonitoring perkembangan sapi tersebut. Dengan selalu mengetahui berat badan sapi tentunya kita juga bisa meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya berat badab sapi yang tidak kunjung bertambah, maka bisa melakukan penelitian/pemeriksaan untuk mengetahui apa penyebabnya. Setelah penyebabnya diketahui maka kita bisa mencarikan solusi agar berat sapi tersebut bisa bertambah.

- Vaksinasi

Vaksinasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan memasukkan bibit penyakit yang sudah dilemahkan dengan tujuan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertntu. Tidak hanya pada ayam, pada sapi pun sebaiknya juga harus dilakukan vaksinasi agar bisa kebal terhadap suatu penyakit seperti penyakit anthrax pada sapi. Namun sebelum dilakukan vaksinasi sabaiknya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap kondisi sapi tersebut.

Semisal sapi yang bunting dilarang diberi vaksin, salah satunya vaksin anthrax. Selain vaksin pemberian vitamin atau obat cacing juga perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi. Untuk dosis pemberian nya biasanya sudah tertera pada kemasan obat cacing atau vitamin tersebut.

Demikianlah artikel tentang cara jitu beternak sapi limosin. cukup sekian dan semoga bermanfaat.

Baca juga: panduan cara beternak sapi






No comments:

Post a Comment