Friday 29 January 2016

Cacing pita pada sapi

Apa itu cacing pita?

Cacing pita adalah cacing yang bentuknya menyerupai pita, ketika dewasa panjangnya bisa mencapai 9 meter. oleh karena itu disebutnya sebagai cacing pita. Dalam bahasa latin/bahasa medis cacing pita disebut dengan Cestoda, cacing pita sendiri terbagi menjadi 3 spesies yaitu Taenia solium, Taenia saginata, dan Taenia asiatica.


Apa bedanya ke 3 cacing pita tersebut?

Tidak ada bedanya ke 3 cacing pita tersebut, yang membaedakan adalah habitat dan inang perantaranya saja. Spesies Taenia solium hanya ditemukan pada babi, Spesies Taenia saginata hanya ditemukan pada sapi, namun dalam beberapa kasus juga ditemukan pada kerbau dan kambing, Spesies Taenia asiatica paling sering ditemukan pada babi, namun pada sapi juga pernah ditemukan dalam beberapa kasus.

Dari itu kita bisa menyimpulkan bahwa Tidak hanya pada hewan babi saja, cacing pita juga dapat hidup berkembang pada sapi ataupun hewan ruminansia lainya seperti kambing dan kerbau.

Apakah cacing pita tersebut berbahaya jika berkembang di tubuh sapi??

Meskipun dalam hal keganasan, penyakit cacingan bukan tergolong penyakit pada sapi yang mematikan karena penyakit ini tidak langsung menyebabkan kematian layaknya penyakit Anthrax ataupun penyakit Sapi gila. Namun dalam segi materi penyakit yang satu ini layaknya tuyul yang bersembunyi, pasalnya secara kasat mata tidak menimbulkan kematian secara langsung. Namun disisi lain penyakit ini sering kali menyebabkan para peternak rugi, karena sapi yang mereka pelihara bobotnya tidak kunjung bertambah dan malah semakin kurus.

Apakah cacing pita pada sapi tersebut juga berbahaya bagi manusia??

Cacing pita pada sapi saja berbahaya apalagi pada manusia.
Cacing pita pada manusia bisa dibilang sangat berbahaya, hal itu dikarena cacing tersebut jarang menimbulkan gejala yang disadari oleh penderita. Terbukti pada beberapa kasus ada cacing pita yang berada pada usus manusia panjangnya sampai 6 meter, terbukti juga pada kasus lain cacing pita ditemukan dileher, mata dan otak.

Kok bisa sampai ke lehar, mata dan otak??

Iya, karena telur cacing pita yang masuk ke dalam sistem pencernaan manusia dapat menetas sehingga menyebabkan infeksi pada usus halus. Dan jika cacing pita berhasil keluar dari usus halus/saluran pencernaan tersebut, dapat masuk ke jaringan tubuh atau organ lain seperti mata dan otak sehingga dapat menyebabkan infeksi yang berakibat fatal.

Lalu bagaimana cacing pita bisa masuk kedalam tubuh sapi dan manusia??

Siklus hidup cacing pita pada sapi dan manusia

 

 
cacing pita



Pada sapi

Siklus hidup cacing pita pada sapi berawal dari cacing dewasa yang berada di saluran pencernaan sapi mengeluarkan telur dan selanjutnya telur tersebut dikeluarkan bersama feses. Ketika dialam bebas, telur berkembang menjadi mirasidium. Lalu mirasidium tersebut menggunakan siput sebagai inang perantara, dan masuklah mirasidium ke tubuh siput. Mirasidium memilih siput sebagai inang perantara dikarenakan siput hidupnya ditempat basah, mirasidium pun suka/habitatny ditempat yang basah juga.

Di dalam tubuh siput, mirasidium berkembang menjadi sporokista, redia dan serkaria. Setelah itu serkaria yang memiliki kemampuan berenang akan keluar dari tubuh siput. Ketika menemukan tempat yang cocok, serkaria akan berubah menjadi metaserkaria yang berbentuk kista. Kista tersebut dapat hidup dalam air maupun menempel pada tanaman. Selanjutnya, air atau tanaman yang mengandung kista ini akan menjadi media penularan bagi ternak sapi yang minum ataupun memakanya.

Pada manusia

Sedangkan siklus hidup cacing pita pada manusia berawal dari inang perantara seperti {sapi, babi ataupun hewan lain yang memakan rumput tempat kista tersebut menempel} yang telah dijelaskan diatas. Setelah kista tersebut termakan sapi, kerbau ataupun babi maka menjadilah larva dan tumbuh menjadi dewasa. Ketika itu cacing pita tersebut akan berkembang didalam saluran pencernaan dan bertelur. Ketika cacing pita berada didalam tubuh sapi, kerbau ataupun babi, maka cacing pita akan menyebar keseluruh tubuh.

Ketika hewan ternak disembelih dan tanpa kita sadari bahwa daging-daging ternak tersebut telah terkontaminasi kita masak kurang matang/memakan daging mentah. Maka telur-telur tersebut tidak mati dan akan ikut daging yang kita makan. Telur cacing pita yang masuk ke perut akan menetas menjadi larva. Selanjutnya, larva akan melanjutkan perjalanan menuju usus dan masuk ke peredaran darah. Mereka akan berkembang menjadi sistiserkus pada sebagian tubuh kita, seperti pada otot, mata, ataupun otak.

Bagaimana kita bisa mengetahui gejala atau ciri sapi ataupun manusia yang terkena cacing pita??

Pada sapi

Sebenarna gejala umum pada sapi yang terinfeksi cacing pita {Taenia saginata} tidak begitu berbeda dengan sapi yang terinfeksi cacing lain seperti cacing hati {Trematoda}, cacing giling {nematoda}. Seperti yang telah saya jelaskan pada artikel sebelumnya tentang jenis-jenis penyakit pada sapi dan bahayanya bagi manusia. Gejala umum yang dapat kita lihat dengan kasat mata adalah sebagai berikut:

- Nafsu makannya menurun atau tidak seperti biasanya
- Sapi terlihat kurus meskipun dalam hal pakan tercukupi
- Buang air besar tidak teratur
- Sapi mengalami diare berkepanjangan dan mencret
- Gerakan sapi tidak lincah/melemah dan matanya terlihat sayu
- Hidung dan mulut terlihat kering
- Nafasnya terengah - engah

Pada manusia

Pada manusia terdapat 2 gejala yang membedakan yaitu infeksi usus/saluran pencernaan dan infeksi invasif. Namun sebelum kedua gejala tersebut dikenali biasanya pada tahap awal, cacing pita tidak menimbulkan gejala apapun. Setelah cacing menginfeki usus dan menyebar ke jaringan tubuh lain barulah kedua gejala tersebut dirasakan.

Gejala/ciri pada infeksi usus/saluran pencernaan hanya dapat dirasakan oleh penderita: penderita akan merasakan mual, nafsu makan berkurang, lemas, kehilangan selera makan, nyeri pada perut, diare, dan berat badan menurun. Hal itu bisa terjadi karena penyerapan nutrisi dari makanan dimakan oleh cacing pita tersebut.

Gejala/ciri infeksi invasif  hanya dapat dirasakan oleh penderita, namun orang lain bisa melihatnya, seperti penderita merasakan demam, terdapat benjolan atau kista pada kulit, muncul reaksi alergi terhadap larva, rentan terkena infeksi bakteri, dan adanya gejala-gejala seperti kejang yang dikarenakan cacing sudah menyebar ke jaringan/organ lain seperti otak.

Lalu apakah infeksi invasif itu??

Infeksi invasif yaitu infeksi yang terjadi diluar titik awal infeksi {usus/saluran pencernaan} atau bisa juga diartikan sebagai kemampuan cacing pita yang dapat masuk ke dalam sel inang atau menembus permukaan kelenjar mukus sehingga menyebar dari titik awal infeksi {usus/saluran pencernaan} ke jaringan lain seperti leher, mata, dan otak. {wikipedia.org}.

Lalu bagaimanakah cara mencegah agar tidak tertular/terinfeksi cacing pita??Pada sapi

- Jagalah kebersihan kandang sapi agar selalu bersih dan tidak lembab, Karena kebanyakan kasus infeksi cacing pita terjadi di daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi dan iklim yang sesuai untuk perkembangan cacing tersebut

- Mengontrol kebersihan rumput yang dikonsumsi oleh sapi, hal tersebut dapat kita lakukan dengan cara tidak menggembalakan sapi terlalu sering didaerah yang lembab/basah

- Berikanlah obat cacing secara berkala, bisa 1 bulan sekali / 2 bulan sekali. Obat cacing yang biasanya digunakan oleh dokter hewan adalah dalam jenis benzimidazol, Imidathiazol dan Avermectin yang dapat kita dapatkan di toko perlengkapan ternak/bisa juga dengan membelinya dari dokter hewan

- Jangan membiarkan sisa pakan terlalu lama di tempat pakan, jika pemberian pakan tidak habis maka segeralah membuangnya

Pada manusia

- Selalu cucilah tangan sebelum makan menggunakan sabun, karena kita tidak bisa melihat telur-telur cacing pita dengan kasat mata. Oleh karena itu dengan mencuci tangan pakai sabun dapat menghindari tertularnya cacing pita tersebut

- Jangan terlalu sering memakan daging mentah/sashimi

- Masaklah daging hingga benar-benar matang, hal itu bertujuan bila ada telur cacing pita pada daging tersebut dengan memasak daging benar-benar matang, maka telur tersbut akan mati

- Lindungilah makanan agar tidak terkontaminasi dengan kotoran ataupun hewan pembawa kotoran tersebut {lalat}

- Memilih dengan benar dan teliti daging sapi yang akan dikonsumsi, yaitu dengan memeprhatikan tekstur dan warnanya

- Bisa juga dengan membekukan daging yang akan kita konsumsi dibawah suhu -20 derajat C selama 24 jam

- Jika ternak kita telah terinfeksi oleh cacing pita segeralah melakukan pengobatan dan sebisa mungkin menghindari kontak langsung selama pengobatan

Jika sudah terlanjur terinfeksi cacing pita, bagaimanakah cara mengobatinya??

Pada sapi

Pengobatan yang pertama kali harus dilakukan oleh peternak adalah memutuskan siklus hidup cacing pita tersebut dengan cara yang sederhana yaitu selalu membersihkan kandang agar tidak lembab dan jangan terlalu sering mengembalakan sapi dialam bebes seperti yang telah saya jelaskan diatas. Karena percuma saja jika kita memberikan obat cacing namun siklus hidup cacing pita tersebut tidak diputuskan.

Dan jika sapi terinfeksi cacing pita maka pemberian obat cacing merupakan langkah utama dalam upaya pengendalian dan penanganannya. Akan tetapi pemberian obat cacing jangan hanya dilakukan pada ternak sapi yang telah dipastikan positif cacingan. Pemberian obat cacing harus kita lakukan meskipun sapi tersebut tidak terinfeksi cacingan,program pemberian obat cacing  sebaiknya dilakukan ketika sapi masih kecil {pedet} dan diberikan secara rutin 2-3 bulan sekali guna membasmi cacing secara tuntas dan memutus siklus hidup parasit tersebut.


Pada manusia

Pengobatan pada manusia yang sangat disarankan adalah segera memeriksakan si penderita ke dokter/rumah sakit jika mengalami gejala-gejala tersebut. Untuk pengobatan umumnya menggunakan obat oral. Obat tersebut akan membasmi cacing pita dan akan dikeluarkan melalui kotoran ketika buang air besar. Salah satu jenis obat cacing yang banyak digunakan untuk cacing pita adalah praziquantel, albendazole dan nitazoxanide. Akan tetapi pemberian/penggunaan obat tersebut haruslah dengan resep dokter yang menangani, karena pemberian obat akan diberikan setelah mengetahu jenis cacing apa dan lokasi terjadinya infeksi.

Obat oral itu apa??

Mungkin masih ada yang bertanya-tanya..
Obat oral adalah, obat yang caca memberikanya melaui mulut.


Kesimpulan artikel diatas.

- Cacing pita tidak hanya terdapat pada hewan babi, pada sapi, kerbau dan kambing pun bisa menjadi inang perantaranya

- Pada manusia yang terinfeksi cacing pita ternyata bisa berakibat fatal, tidak hanya membuat badan kurus, namun juga bisa menyebabkan kematian kerena infeksi invasif

- Pencegahan pada ternak kita kembalikan kepada peternaknya agar selalu menjaga kebersihan kandang ternak agar terhindar dari parasit tersebut, karena cacing pita habitatnya ditempat yang lembab. Selain itu peternak juga harus memonitoring kebersihan pakan yang diberikan.

- Pencegahan pada manusia, selalu menjaga kebersihan, cuci tangan sbelum makan, memasak makanan agar benar-benar matang, dan selalu menjaga kebersihan makanan. Semua itu dikembalikan juga kepada diri masing-masing seseorang.

- Pengobatan yang terbaik pada hewan ternak ataupun pada seseorang adalah dengan memeriksakan ke dokter/petugas medis

Demikinalah artikel tentang cacing pita pada sapi yang mungkin tidak disadari oleh kebanyakan orang dan menganggap bahwa hewan babilah yang hanya menularkan cacing pita.

sumber: ditjennak.pertanian.go.id

No comments:

Post a Comment