Thursday, 14 April 2016

Penyebab kegagalan beternak lele

 Apa saja penyebab kegagalan dalam beternak lele? 


beternak lele



Beternak lele merupakan peluang usaha yang dapat menghasilakn keuntungan yang besar, semakin besar budidaya ikan lele yang kita pelihara maka semakin besar pula keuntungan yang bisa kita dapatkan. Akan tetapi tiap-tiap petani memiliki tujuan tersendiri dalam usahanya tersebut, sehingga penghasilan yang mereka dapatkan tidak semuanya besar. Ada yang hanya beternak lele untuk sampingan saja, ada juga yang memang benar-benar mereka tekuni sebagai pengahasilan utama.


Sebelum memulai usaha dalam beternak lele tentunya para petani tersebut sudah memahami tentang cara budidayanya, namun tidak sedikit pula petani yang belum begitu paham sehingga kegagalan yang sering kali mereka dapatkan. Dan rata-rata kegagalan tersebut adalah modal usaha/pengeluaran mereka untuk beternak lele lebih besar dari pada penghasilan yang mereka dapatkan.

Kenapa bisa begitu??

Karena pemahaman mereka tantang budidaya ikan lele yang baik tidak mereka pelajari, mungkin saja pemahaman yang mereka pahami hanyalah sebatas membuat kolam, membeli bibit, menebar benih, memberi pakan dan panen. Jika kita teliti lagi mungkin dapat kita temukan beberapa penyebab kegagalan dalam beternak lele. Mohon maaf, bukanya mengajari, namun saya hanyalah memberikan sedikit informasi. Maka dari itu pada artikel kali ini akan saya berikan sedikit informasi tentang penyebab kegagalan dalam beternak lele yang sering kali tidak kita sadari.

Penyebab kegagalan dalam beternak lele konsumsi


1. Salah dalam memilih/membeli bibit lele

Agar mendapatkan hasil panen yang baik dalam budidaya/ternak ikan lele, pastinya kita harus memilih bibit lele dengan kualitas yang baik dan unggul. Perlu diperhatikan bahwa kualitas yang baik/unggul yang dimaksut disini bukan lele yang sehat, namun lele yang mempunyai sifat genetik dengan pertumbuhan badan yang cepat/bongsor, tahan penyakit, mampu hidup dalam kepadatan yang tinggi dan tahan terhadap perubahan iklim.

Banyak dari kalangan peternak/pebisnis lele pemula yang sering kali asal-asalan saat membeli bibit lele untuk dibudidayakan. Padahal jenis-jenis lele yang satu dengan yang lain memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Misalnya: Apa yang akan terjadi antara petani A yang beternak lele sangkuriang, dan petani B yang beternak lele lokal?? Jika sama-sama pemberian pakanya kosentrat dan sama sama tidak ada yang mati, pasti petani yang beternak lele sangkuriang akan untung dan sedangkan petani yang beternak lele lokal akan merugi.

Kenapa bisa begitu??

Karena konversi pakan atau Food Convertion Ratio (FCR) Lele sangkuriang lebih sedikit dibandingkan dengan lele lokal. FCR adalah nisbah/perbandingan antara berat pakan yang diberikan dengan berat pertumbuhan daging ikan lele tersebut. Maka dapat kita simpulkan bahwa FCR yang semakin kecil maka lele tersebut sangat baik untuk dibudidayakan. Jadi pemilihan bibit ikan lele dengan kualitas unggul/pertumbuhan tubuh yang cepat sangat disarankan supaya kita bisa menghemat biaya pembelian pakan kosentrat/pelet yang harganya sangat mahal.

2. Salah dalam persiapan kolam lele

Penyebab kegagalan yang kedua adalah salah dalam persiapan kolam lele yang mau kita budidayakan. Persipan kolam yang dimksut adalah dimana kita mau membuat kolam tersebut, apakah ditengah sawah, dipekarangan, atau di dalam ruangan {indoor}. Sebenarnya tidak ada kaharusan kita harus membuat kolam dimana pun, asalkan kita bisa memastikan kolam tersebut aman dari hewan pemangsa, dan aman dari perubahan iklim.

Pernahkan anda mendengar bahwa beternak lele dimusim hujan lebih susah dibanding saat musim kemarau??

Jika belum pernah mendengar akan saya berikan sedikit informasi, bahwa ketika beternak lele dimusim hujan ikan lele akan mudah terserang penyakit dibandingkan musim kemarau. Hal tersebut dikarenakan air hujan yang masuk kedalam kolam lele akan mempengaruhi pH airnya. Katahuilah bahwa air hujan mempunyai sifat asam {dibawah normal}, sedangkan pH air yang normal/baik adalah adalah 6,5 s/d 8,5. Ikan air tawar yang hidup di kolam dengan kadar pH dibawah ataupun diatas normal akan mudah terserang penyakit dan mati.

Oleh karena itu pesiapan penempatan kolam ikan lele harus kita perhatikan, kadang kala hal ini tidak disadari oleh para petani lele. Banyak yang berpikir penyakit datang dengan sendirinya, padahal penyakit tersebut datang karena kita kurang sedikit pemahaman saja. Jika kita terpaksa membuat kolam ditengah sawah maka usahakan jika musim kemarau air kolam tersebut tidak terkena sinar matahari secara terus menerus, begitupun sebaliknya ketika musim penghujan. Untuk lebih jelasnya silahkan dibaca persiapan kolam lele budidaya.

3. Tidak tahu bahwa lele juga hewan kanibal
Penyebab kegagalan dalam beternak lele yang ketiga adalah tidak mengetahui bahwa ikan lele juga merupakan hewan kanibal. Banyak para petani yang kurang teliti/tidak menyadari ketika mereka sedang memberi pakan ikan lele yang mereka budidayakan. Bahwa ada beberapa ikan lele yang memiliki ukuran jauh lebih besar dengan ikan lele lainya. Ada juga yang menyadari namun tidak berpikir bahwa ikan lele dengan ukuran yang besar tersebut mau memakan ikan lele lain dengan ukuran yang lebih kecil. Jadi hanya didiamkan saja sampai panen tiba.

Menurut teori bahwa ikan lele akan mempunyai sifat kanibal jika dalam keadaan lapar. Teori tersebut memang benar apa adanya, namun apakah kita tahu kapan ikan lele tersebut lapar "inilah yang menjadi pertanyaanya"?? Jika ikan lele tersebut bisa melapor ketika dalam keadaan lapar tidaklah menjadi masalah, namun tidak demikian untuk ikan lele tersebut "kecuali kita mempunyai ilmu tingkat Nabi Sulaiman AS ^_^.

Jadi tugas kita adalah, selalu memonitor/memperhatikan ketika kita sedang memberi pakan, apakah ada ikan lele yang memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Jika ada maka segeralah menjaring lele tersebut dan memindahkan ke kolam lain. Selain itu pengecekkan kolam juga perlu dilakukan setiap seminggu / 2 minggu sekali dengan menguras air kolam lele tersebut. Dengan begitu kita tidak mungkin kecolongan oleh lele lele kanibal tersebut.

4. Penyakit

Semua orang juga tahu bahwa penyakit adalah momok yang menakutkan bagi para peternak lele. Karena dengan adanya lele yang terserang penyakit tanpa penanganan yang tepat, lele yang lain juga akan ikut terserang dan mati. Ikan air tawar umumnya jika terserang penyakit dipengaruhi oleh kebersihan air kolam yang tidak terjaga. Selain itu amfibi, reptil dan burung juga disebut-sebut sebagai salah satu biang kerok pembawa bakteri.

Maka darai itu tugas kita adalah menjaga, menjaga supaya air kolam lele selalu dalam keadaan baik/bersih, entah dengan cara teratur mengganti airnya ataupun cara yang lain. Dan yang jelas air kolam tersebut selalu dalam keadaan baik supaya ikan lele yang kita pelihara tidak mudah terserang penyakit.

Itulah 4 penyebab kegagalan dalam beternak lele yang sering kali menjadikan para petani tidak lagi meneruskan usaha budidaya ikan lele yang mereka jalani. Semoga sedikit informsi diatas bisa bermanfaat.. salam budidaya ikan berkumis.








No comments:

Post a Comment